Past.
Soo masih menatap jas milik pria China yang semalam mengantarnya pulang semalam, jas itu masih tergeletak di atas sofa sebelah king size yang saat ini sedang ia tiduri. Entah bagaimana cara mengembalikan lagi jas tersebut pada pemiliknya.
Mata Soo sejenak tertutup mengingat kejadian semalam.
Apa masih ada seorang namja yang baik sepertinya?
Yang mengantarnya pulang sewaktu dirinya sedang ingin sendiri?
Yang menutupi tubuhnya dengan jas?
Soo menggelengkan kepalanya, tidak ia tidak boleh memikirkan namja yang tadi malam mengantarnya pulang.
"Ahh.."
Soo menghembuskan nafasnya berharap pikirannya berkurang sedikit.
~
Zi Coperation, Seoul
Tao terus tampak gelisah menatap i-pad miliknya, sepertinya ia menunggu sesuatu yang sepertinya cukup lama ditunggu olehnya.
"Maaf Tuan Huang, anda telah di tunggu oleh Mr Park di ruang rapat untuk mengadakan kontrak kerja."
Lee, tangan kanan kepercayaan Tao membuyarkan kegelisahaannya. Tao menatap Lee lalu mengangguk tanda mengerti.
Tao pun bangkit dari tempat duduknya dan merapihkan jasnya. Dengan percaya diri Tao berjalan kearah Ruang pertemuan di Zi Coperation.
Tao memutar knop pintu Ruang Pertemuan yang pada dasarnya tidak jauh dari ruang pribadi miliknya.
"Annyeong Mr Park, Park Yoochun."
Tao menyalami tangan orang yang di panggilnya sebagai Mr Park, yang di balas dengan senyuman percaya diri dan genggaman tegas dari Park tersebut.
"Aku sangat senang anda bisa hadir di sini untuk membicarakan kontrak yang akan kita bahas."
Tao dan Mr Park pun duduk di temani dengan manager mereka masing masing dan mereka pun membicarakan permasalahan perusahaan dan urusan kerja sama yang amat penting untuk kelanjutan Zi Coperation kedepannya.
~
Chocolate Café, 01:00 PM
Kim Soo Hoon memutar mutar cangkir coklat panas, berharap coklat panas di hadapannya dapat menenangkan pikirannya yang dari pagi membuatnya pusing sendiri.
Tenggelam dalam pikirannya sendiri.
-5 Tahun lalu-
"Maafkan aku"
Soo berdiri tepat di depan namja yang sedang memegang erat kopernya.
"Aku harus pergi sekarang."
Namja itu pergi mendorong troli di sebelahnya.
"JIKA KAU PERGI KAU TIDAK AKAN PERNAH MELIHATKU LAGI!"
Soo berteriak di tengah-tengah kerumunan orang yang memadati bandara Incheon.
Namja yang sudah hampir jauh dari Soo diam sejenak tapi ia melanjutkan kembali jalannya ke arah pemeriksa tiket menuju Inggris.
Soo hanya menatap namja itu.
Namja yang telah menemaninya selama 3 tahun itu pergi begitu saja. Pandangan Soo sedikit buram, bukan karna ia tidak dapat melihat dengan baik. Tapi air matanya mulai menggenang di pelupuk matanya.
"Oppa.."
Soo memeluk dirinya sendiri dan menangis di tengah kerumunan orang yang berjalan melewati dirinya.
--
Soo Hoon membuka matanya, teringat padanya kenangan pahit yang tidak pantas untuk diingat.
"Kim Soo Hoon?"
Soo Hoon merasakan sepertinya ada seseorang yang memanggil namanya. Soo pun membalikkan kepalanya kearah suara yang memanggilnya itu.
Matanya membulat.
Dilihatnya sosok Tao yang tersenyum senang karna ia tak salah mengenali orang. Tao pun menghampiri Soo dan duduk tepat di depan Soo Hoon.
"A..Apa yang kau lakukan di sini?"
Soo Hoon bertanya seolah ia baru saja bertemu dengan hantu. Tao yang memesan cappucino pada pelayan pun menatap Soo Hoon dengan pandangan yang tak dapat ditebak.
"Apa kau tidak suka bertemu denganku?"
Tanya Tao, Soo Hoon tak dapat menjawab karna ia sendiri bingun apa ia harus senang bertemu dengan orang yang membuatnya pusing semalaman memikirkan cara mengembalikan jas milik Tao.
Tao yang tak mendapatkan jawabanpun menghela nafas lalu berdiri hendak pindah meja, tapi..
"Temani aku di sini.."
Soo Hoon menahan Tao yang akan pindah dari mejanya, Tao pun duduk lagi seperti semula. Tak lama pelayan membawakan pesanan Tao.
Hening..
Soo Hoon maupun Tao tenggelam dalam pikiran masing-masing, entah harus bertanya apa.
"Eng.. kenapa kau bisa ada di sini?"
Akhirnya Soo Hoon pun membuka mulutnya.
Tao menunjuk gedung tinggi di sebrang Café yang ia kunjungi, pandangan Soo Hoon mengikuti arah jari telunjuk Tao.
"Kau bekerja di sana?"
"Ya, Zi Coperation. Itu milikku."
"Mwo?"
Tao menyesap sedikit cappucino nya dan menatap Soo Hoon.
"Lalu apa yang kau lakukan di sini?"
Tanya Tao tak menjawab kekagetan Soo Hoon.
"Ahh.. Tidak ada."
Soo Hoon kembali tenggelam dalam pikirannya.
"Apa kau mau berjalan-jalan di taman dekat sini?"
Tawar Tao yang tak ingin Soo Hoon kembali membuat suasana hening, Soo Hoon hanya mengangguk dan tersenyum tanda ia menyetujui saran Tao.
~
Jinhae Cherry Blossom Tunnel.
Bulan ini adalah bulan April dan di Korea Selatan sedang Musim Semi. Tao sebenarnya tidak begitu menyukai bunga tapi apa boleh buat mungkin Cherry Blossom dapat mengubah mood gadis di sebelahnya.
"Kau suka?"
"Tentu, aku menyukai Cherry Blossom."
"Syukurlah."
Tao tersenyum melihat Soo Hoon yang begitu menikmati pemandangan di taman ini.
"Tao.."
"hmm.."
Soo diam tapi melanjutkan.
"Kapan aku bisa mengembalikan Jas yang kau pinjamkan padaku kemarin?"
Tao berpikir, mungkin ia bisa mengajak gadis ini bertemu besok dengan alasan jasnya?
"Mungkin besok?"
"Ah.. Baiklah."
Soo Hoon kembali memanjakan matanya dengan kelopak Cherry Blossom yang berguguran sedikit demi sedikit.
"Tao.."
"Ya?"
"Apa definisi cinta untukmu?"
Tao menyengritkan alisnya berpikir ada apa dengan gadis di sebelahnya?
"Hmm... Entahlah, mungkin itu adalah perasaan khusus terhadap orang yang benar-benar kau sayang."
Jawab Tao, berharap ia tidak salah menjawab.
Soo Hoon hanya mengangguk.
"Jika memang ia menyayangimu tapi dia meninggalkanmu apa itu masih bisa di sebut cinta?"
Soo Hoon bertanya lagi.
Kali ini Tao tak tau harus menjawab apa.
"Apa kau sedang menunggu seseorang?"
Soo Hoon menelan silvanya, rasanya sakit sekali di lehernya.
"Sepertinya kau tidak suka di tanya seperti itu.. Maaf"
Tao menundukkan kepalanya.
"Mungkin kau benar, aku masih menunggunya.."
~~~
Past To Be Continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar