First sight
Dia yang telah mencuri pandangan dari mataku.
Aku pertama melihatnya saat aku menunggu taksi untuk kembali ke Apartementku , ia terlihat kesal dan terus mencaci orang yang sedang ia telpon melalui handphone gengamnya dengan bahasa Mandarin yang tak aku mengerti. Aku hanya melihatnya entah karna ia mengomel atau karna aku tepanah pada matanya itu yang tak sengaja melirik kearahku , untung saja aku langsung mengalihkan pandanganku sebelum mataku dan matanya bertemu sampai akhirnya aku menaiki taksi yang sejak tadi ku tunggu.
~
Kim Soo Hoon Apartment, Room Number : 1069. Mark Hills Apartment, Gangnam-gu, Seoul.
Kim Soo Hoon membaringkan tubuhnya yang hamper sudah tidak bertulang keatas ranjang king sizenya, ia menutup matanya sebentar. Masih terbayang sosok namja yang berhasil mencuri perhatiannya itu, tapi entahlah. Mungkin hanya perasaan sesaat, karna di dunia ini tidak pernah ada namja yang menarik perhatiannya. Bukannya ia tidak tertarik pada sosok yang diciptakan oleh Tuhan yang bernama namja itu, tapi karna ia takut akan tersakiti ‘lagi’.
Kim Soo Hoon pun bangun dari ranjang king sizenya lalu ia melucuti semua pakaiannya dan berendam dalam bath tub yang berisikan busa dan air dingin untuk membekukan otaknya. Kim Soo Hoon benar-benar malas berpikir, ia ingin segera menghapus jejak namja yang tadi dilihatnya segera.
Ya, harus terhapus segera dan tidak boleh ada yang tersisa.
~
Zi Coperation, Seoul
Huang Zi Tao atau yang biasa dipanggil dengan nama Tao terus saja membalik halaman demi halaman berkas-berkas yang ada di mejanya, sesekali ia meregangkan dasi yang sampai hari ini masih bergelantung di lehernya.
“Apa magsud semua ini tuan Lee? Bukan kah aku sudah menugaskanmu untuk menyelesaikan hama yang ada di perusahaan ini?”
Ucapan Tao cukup membuat Lee, sekretaris kepercayaan Tao menelan silvanya dengan sulit.
“Mianhae tuan Huang, aku akan segera menyelesaikannya.”
Lee memberanikan diri angkat bicara, Tao hanya memandang sekretarisnya yang bekeringat di dalam ruangan yang dingin karna AC. Tao menghela nafas lalu mengisyaratkan agar Lee segera keluar dari ruangannya dengan tangan kanannya.
Tao memijat keningnya sebentar lalu menatap kearah jendela, apa orang China sepertinya tidak bisa membangun sebuah bisnis di Negara ini, Korea Selatan? Entah mengapa selalu saja ada ganguan setiap harinya di perusahaannya dan ini tentu saja menyebalkan dan cukup membuat kepala Tao Sakit.
Tao pun bangkit dari tempat duduknya dan mengambil jasnya. Saat ini ia ingin pergi entah kemana.
~
Rain Club, Seoul . 10:03 PM
Dengan santai Kim Soo Hoon mengangkat gelas wiski dingin yang ada di tangannya. Dentuman lagu keras terus memasuki telinganya, Kim Soo Hoon hanya melihat para pasangan yang sedang berdangsa di bawah lampu kelap kelip dan hamper gelap.
“Tolong wiski untukku.”
Telinga Kim Soo Hoon menangkap ada suara namja yang memesan minuman sama sepertinya dari arah sebelah kanan. Lalu Kim Soo Hoon mengalihkan pandangannya ke asal suara itu, dia.. Namja yang marah-marah dengan aksen bahasa mandarinnya tadi siang.
“Apa kau ada perlu denganku?”
Tao menatap mata Kim Soo Hoon yang dari tadi memperhatikannya tanpa berkedip.
“Ahh.. Tidak-tidak.”
Kim Soo Hoon mencoba mengalihkan pandangannya kearah para penikmat lagu yang terus meliukkan tubuhnya, tapi Tao mendekat pada Kim Soo Hoon.
“Kau tidak bergabung?”
Tanya Tao sambil menengguk sedikit wiski dingin yang ada di tangannya. Kim Soo Hoon menatap sebentar namja yang mendadak sok kenal dengannya, lalu menggelengkan kepalanya.
“Kenapa?”
Tao menatap Kim Soo Hoon heran, pertanyaan apa itu yang baru saja terlontar dari bibir tipis milik yeoja yang ada di sebelahnya.
“Tidak apa-apa.”
Ini sebuah tanya jawab yang gila dan tidak penting.
“Namaku Huang Zi Tao, kau?”
Kim Soo Hoon menatap Tao dengan aneh dan berpikir pantas saja tadi siang ia marah-marah dengan bahasa mandarin ternyata ia adalah orang China.
“Aku Kim Soo Hoon.”
Kim Soo Hoon berusaha tersenyum manis.
“Aku tahu kau yang tadi siang menatapku sebelum kau menaiki taksi.”
Tao hanya tersenyum sedikit saat melihat mata Kim Soo Hoon terbelalak seperti memiliki aib yang baru saja di bongkar oleh orang yang baru dikenalnya.
“Kau mau kemana habis ini?”
Kim Soo Hoon hanya menggelengkan kepalanya, karena memang tidak ada rencana dirinya untuk mala mini. Tao pun menarik tangan kanan Kim Soo Hoon.
“Pulanglah, aku akan mengantarmu pulang. Tidak baik untuk seorang gadis manis seperti dirimu ada di sini apa lagi dengan baju yang sedikit terbuka seperti ini.”
Tao memakaikan jas hitam miliknya pada tubuh Kim Soo Hoon yang memang memakai dress sedikit terbuka. Kim Soo Hoon hanya menatap Tao tidak percaya lalu mengikuti langkah Tao karena tangannya masih digenggam erat oleh Tao. Kim Soo Hoon di bukakan pintu mobil hitam yang sepertinya milik Tao. Tao lalu menyetir mobil keluar dari daerah Rain Club tadi.
“Kau tinggal dimana?”
Tanya Tao membuyarkan lamunan Kim Soo Hoon.
“Eh..? A.. Aku tinggal di Mark Hills Apartement.”
~
Hills Apartment, Gangnam-gu, Seoul.
“Apa aku perlu turun juga untuk mengantarmu masuk ?”
Tao menatap Kim Soo Hoon, Kim Soo Hoon menggeleng lalu melepas jas milik Tao.
“Jangan dilepas, biarkan saja.”
Tao menahan apa yang akan Kim Soo Hoon lakukan. Kim Soo Hoon hanya menatap heran wajah orang asing di sampingnya dan bodohnya ia baru sadar bahwa ia mendapatkan tumpangan dari orang yang baru saja ia kenal.
“Ne.. Kamsahamnida.”
Kim Soo Hoon menundukkan kepalanya sebentar pada Tao lalu turun dari mobil milik Tao. Tao membuka sedikit jendela mobilnya.
“Di dalam saku jas ada kartu namaku, jika ada perlu hubungilah aku.”
Lalu Tao pun pergi dengan mobilnya, sedangkan Kim Soo Hoon hanya bingung dengan harinya saat ini.
Entah ini kebetulan ia bertemu dengan orang aneh atau apa..
~~
First Sight To be Continued.